Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Arsitektur, Sebuah Langkah Kreatif dan Inovatif

Arsitektur, Sebuah Langkah Kreatif dan Inovatif


Arsitektur, Sebuah Langkah Kreatif dan Inovatif

Arsitek selalu membuat “kejutan” baru dalam menciptakan karya-karya mereka. Eksplorasi mereka terhadap bentuk massa, struktur, dan proporsi, didukung oleh desain yang inovatif serta teknologi canggih semua difokuskan dalam menghasilkan suatu karya baru. Dalam mencapai sebuah langkah kreatif eksplorasi terhadap desain seolah-olah tidak ada batasnya. Bagi Ridwan Kamil, seorang arsitek urban yang tengah mengeksplorasi desain-desain spektaktuler, desain yang spontan dapat terwujud lebih unik dibandingkan dengan desain awal. Pada desain rumahnya di Bandung Utara dia mewujudkan ide yang ekspresif dan kreatif lewat bahasa arsitektur dengan balutan estetika dan desain yang berfungsi.

Bagi Emil, demikian sapaan sehari-harinya, mendesain adalah ibarat melakukan sebuah ibadah. Dia mengerti betul aturan-aturan yang perlu dipatuhi dan aturan yang masih fleksibel sehingga dapat menciptakan suatu bahasa arsitektur dan bahasa interior yang unik pada setiap rancangannya. Kali ini Emil berkesempatan untuk merancang rumahnya sendiri dengan menggabungkan pengalaman kerja, pengetahuan serta impiannya untuk menciptakan sebuah hunian modern yang menghadirkan ”semangat” desain dalam konteks kehidupan modern.

Secondary Skin yang fenomenal

Banyak ide yang ingin diwujudkan ketika mendesain rumahnya. Dia membalut bangunan dengan kulit eksternal (secondary skin) sebagai upaya untuk menyamarkan dinding rumah utama yang sebagian besar terbuka dengan kaca setinggi plafon. Sang arsitek menerangkan bahwa secondary skin ini bagaikan sebuah bidang, tirai, partisi, jendela dan juga penghalang terhadap terik panas matahari di siang hari. Kulit ini tidak hanya terlihat unik tetapi juga fungsional. Uniknya struktur kerangka kulit luar ini dipadukan dengan bahan yang tidak lazim digunakan pada rumah, yaitu botol-botol bekas yang jumlahnya mencapai 30 ribu buah. Botol-botol bekas tersebut ditempelkan dan disusun satu sama lain untuk menghasilkan bidang-bidang partisi yang semi transparan. Botol bekas yang dipilih adalah botol kratingdaeng yang berukuran sedang dan berwarna oranye sehingga menghasilkan pencahayaan yang nyaman dan alami ketika ditimpa matahari. Efek cahaya tersebut sesuai dengan tema warna yang diterapkan pada interior rumahnya yaitu warna cokelat kayu.

Emil mengatakan bahwa pemakaian secondary skin mempunyai falsafah tertentu seperti yang pernah dikemukakan oleh arsitek Budi Pradono dalam rancangan beberapa bangunannya yaitu mengangkat citra tradisional dalam bahasa modern. Jika diperhatikan secara teliti struktur kerangka secondary skin merupakan paduan unsur modern dengan unsur tradisional yaitu botol-botol bekas tadi.
Pada resto Kayumanis yang dikerjakan oleh Budi Pradono, efek yang dihasilkan melalui struktur secondary skin ini memunculkan efek “dramatis” ketika bersinggungan dengan cahaya matahari. Suasana terlihat “hangat” dan nyaman.

Tekstur, Warna dan Unsur Melayang

Rumah ini berdiri di atas lahan yang berbentuk trapesium, sehingga orientasi desainnya harus disesuaikan dengan kondisi lahan. Bentuk massa utama berbentuk huruf “U” dengan bagian depan rumah menyerong ke arah jalan sehingga menjadikan tata letak interiornya terpisah-pisah. Namun Emil tetap mengomposisikan ruangan agar terbuka satu sama lain melalui permainan efek tembus pandang dan dominasi garis kisi-kisi pada interiornya. Di sini diterapkan permainan struktur split level dengan komposisi dua lantai di massa bagian depan dan komposisi tiga lantai di massa bagian belakang. Kedua massa ini mengapit sebuah inner-court yang difungsikan sebagai area buffer sekaligus sebagai tempat relaksasi. Mengingat area ini sering dipergunakan sebagai tempat berkumpul keluarga ataupun tempat pengajian maka ruang luar ini menjadi perluasan dari ruang dalam.

Setiap ruangan saling berhubungan dengan ruangan di sebelahnya. Misalnya ruangan tamu di depan terhubung langsung dengan ruangan keluarga tetapi dipisahkan dengan perbedaan lantai. Disisi lain, pada partisi yang melatarbelakangi rak TV dibuat celah horizontal sehingga dapat terlihat aktivitas di ruang musala.

Secara menyeluruh, interior dalam dibuat nyaman dengan aksen warna yang dominan. Contohnya terdapat ruangan keluarga yang elegan dengan mebel dan aksesori interior yang menawan. Sebuah sofa egg chair berwarna merah menjadi aksen yang turut menyemarakkan ruangan ini. Emil mengatakan bahwa aksen ini dibuat untuk menampilkan pusat perhatian pada ruangan. Dari ruangan ini terdapat akses ke arah inner courtyard melalui pintu kaca geser. Bukaan seperti ini berfungsi untuk melancarkan sirkulasi udara dan juga melancarkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah sehingga rumah terasa sejuk dan terang.

Pemakaian cat untuk tembok sengaja dibuat minim. Sebagai penggantinya dipakai material bertekstur seperti batu alam, wallpaper, panel kayu, kisi-kisi besi dan beberapa bahan lainnya yang memenuhi bidang-bidang interiornya. Berbagai material dipadukan seperti batu andesit untuk pelapis lantai dan pelapis dinding yang di beri coakan garis-garis sehingga terlihat unik. Detail-detail ini banyak yang diubah oleh Emil saat pelaksanaan tahapan konstruksi, sehingga tercapai suasana dan efek yang diinginkan.

Detail lain yang turut diperhatikan oleh Emil adalah ”efek melayang” yang diterapkan pada sebagian besar furnitur di dalam rumah. Contohnya meja dapur island berwarna putih yang mempunyai kaki meja yang ditempatkan pada bagian tengah dalam sehingga tidak terlihat dan menimbulkan efek melayang. Begitu pula dengan penggunaan beton yang membingkai sebuah chaise longe berwarna merah di area courtyard. Di sini struktur betonnya ditopang oleh kaki beton yang dibuat lebih ramping dan lebih kecil sehingga tercipta efek melayang pada struktur beton tadi. Dengan pencahayaan dari lampu yang tersembunyi, efek visual melayang lebih terlihat terutama menjelang malam hari.

Secara keseluruhan semua elemen yang diciptakan berpadu harmonis penuh permainan garis horizontal dan vertikal, serta mempunyai nilai ramah lingkungan karena menggunakan botol-botol bekas sebagai elemen arsitekturnya.

Desain hunian ini diupayakan arsiteknya merespons perubahan cuaca dan sekaligus menyuguhkan “permainan” massa bangunan yang dinamis melalui konsep susunan bidang penyekat (layering the bounderies).



Gagasan desain ini bertitik tolak dari keinginan pemilik rumah untuk memiliki hunian modern dan natural yang berbeda dari rumah tinggal pada umumnya di Surabaya, Jawa Timur. Dilihat dari kondisinya, lahan yang memanjang ke belakang seluas 875 m2 ini berada di huk / persimpangan jalan dan satu sisi panjangnya menghadap ke arah timur sehingga rentan terkena silau cahaya matahari. Untuk merespons kondisi ini, pemilik memberi kebebasan merancang kepada tim konsultan arsitektur dan interior R+DA bersama dengan tim pelaksana interior dari SunFlower. Sebagai ide awal, arsitek Darnan dari R+DA mengusulkan wujud hunian beratap datar yang merupakan terobosan baru di kompleks ini. Ide atap datar ini didukung oleh pengolahan bukaan dan bidang penyekat pada massa bangunan. Konsep ini terbukti dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan estetika yang bernilai seni tinggi.

Konsep Arsitektur

Pada tahap awal, arsitek merancang massa bangunan dua lantai berbentuk huruf U dengan halaman dalam (courtyard) di bagian tengahnya. Di lihat dari bentuk kaveling, halaman dalam yang diolah menjadi kolam renang dan taman ini menempati pojok belakang lahan sehingga dapat menjaga privasi pemilik saat berenang sekaligus mengoptimalkan pengudaraan silang dalam bangunan. Arsitek juga menerapkan prinsip bangunan tropis yaitu hampir setiap sisi hunian memiliki bukaan luas agar dapat mengoptimalkan masuknya cahaya matahari dan pandangan ke arah luar. Komposisi solid dan void pada massa bangunan ini juga diimbangi oleh ini “permainan” dinamis antara tiang-tiang bangunan yang vertikal dan bidang-bidang horizontal dari atap datar, teritis dan kanopi. Selanjutnya, massa bangunan utama sengaja dibedakan dengan massa bangunan servis dengan cara menegaskan posisi entrance dan selasar untuk sirkulasi dalam hunian persis di tengah kedua massa bangunan.

Dengan massa bangunan yang demikian besar, arsitek merancang elemen-elemen pengikat yang berfungsi menyatukan dan mengimbangi secara visual (mass interconnection). Contohnya, sebuah kanopi panjang menyatukan garasi, pintu masuk hingga teras bagian depan sedangkan satu bidang vertikal berlapis batu andesit di bagian belakang rumah mengimbangi void tinggi transparan di pojok depan / huk rumah. Desain ini berhasil menciptakan karakter khas fasada hunian bergaya tropis modern yang didukung oleh aplikasi material dan teknologi yang canggih. Yang paling unik dari arsitektur rumah ini adalah konsep susunan bidang penyekat / layering the bounderies yang merupakan respons desain bangunan terhadap perubahan cuaca. Prinsipnya, arsitek menyusun beberapa lapis (layer) bidang penyekat transparan (screen) pada sisi luar bukaan luas untuk menangkis panas matahari sekaligus menghalangi pandangan orang dari arah luar ke dalam hunian.

Contohnya terlihat pada susunan empat bidang penyekat yang berada persis di luar ruang duduk keluarga di lantai dasar. Penyekat pertama berupa bilah-bilah perunggu yang diolah membentuk motif ombak pada satu bidang vertikal sedangkan penyekat kedua berupa deretan beberapa pohon phoenix yang tajuk daunnya berbentuk kipas. Penyekat ketiga berupa pagar batas kaveling dan penyekat terakhir adalah pohon-pohon di lahan kompleks. Arsitek juga merancang bidang penyekat dalam wujud lain yaitu deretan batang kayu dan kerangka baja yang menyekat selasar lantai atas dan menaungi dek seputar kolam renang. Arsitek juga membuat area transisi (penyangga) yang berfungsi menurunkan temperatur ruang yang berada di sisi barat lahan misalnya berupa ruang tangga sempit di area servis dan area walk in wardrobe di kamar anak. Selain itu, bidang dek atap rumah dibuat dobel sehingga terbentuk celah yang dapat mengalirkan udara ke dalam hunian.

Konsep Interior

Untuk bagian dalam rumah, arsitek berupaya membuat susunan / layout ruang yang dapat mengamodasi kebiasaan penghuni. Prinsip pertama adalah area publik seperti foyer dan ruang tamu dipisahkan dari area privat sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari penghuni. Sebagai wujudnya, foyer dirancang menjadi bagian awal dari selasar dalam rumah sedangkan area penerima tamu dikelilingi oleh jendela dan pintu kaca yang lebar sehingga memberi kesan ruang dalam yang “merangkul” lingkungan sekitarnya. Prinsip kedua adalah ruang duduk, ruang makan dan dapur menjadi “jantung” rumah ini tempat penghuni kerap melakukan aktivitas bersama. Karena itu, area kumpul bersama didesain terbuka tanpa dinding penyekat, dikelilingi oleh deretan jendela-pintu kaca yang berorientasi menghadap ke arah kolam renang dan taman di lantai bawah. Dengan demikian, penghuni mudah melihat ke berbagai sudut rumah termasuk pemandangan segar ke arah luar.

Kusen jendela terbuat dari bahan aluminium khusus (PVC-U) dengan seal penuh sedangkan kacanya (tempered glass) dibuat rangkap tiga agar dapat meredam bising kendaraan di jalan tol yang tidak jauh dari rumah. Prinsip ketiga adalah ruang kerja yang nyaman bagi pemillik rumah tempat sang Ibu mengerjakan desain perhiasan sedangkan sang ayah dapat membaca koleksi buku. Prinsip terakhir adalah mengombinasikan warna, tekstur dan motif yang dapat memberikan keceriaan di dalam rumah. Diantaranya, warna-warna earth tones seperti hitam, coklat, krem dan abu-abu, yang menonjolkan motif alami dari serat kayu dan batu alam yang digunakan. Tekstur material yang digunakan cenderung tidak mengkilap / matt seperti lantai ruang tamu sengaja dilapisi oleh batu red cooper slate dengan permukaan honed doff agar menegaskan nuansa outdoor di ruang ini. Elemen ini dipadu dengan bahan aluminium yang memberi kesan modern pada hunian ini.

Konsep Lanskap

Pada dasarnya, tanaman dan ornamen luar rumah dirancang untuk menegaskan konsep arsitektur bangunan secara keseluruhan. Sebagai contoh, area kolam renang dan taman dalam diolah menjadi tempat olah raga dan tempat bersantai keluarga dalam suasana yang segar. Area ini dilengkapi oleh dek kayu, kursi, pohon frangipani, patung yang juga menjadi air mancur serta lampu sorot.

Selain itu, teras ruang tamu dikelilingi oleh tanaman tropis seperti pandan Bali dan hiasan berupa gentong dan tempat duduk dari batu menhir. Secara keseluruhan, desain hunian ini berhasil mewujudkan keinginan pemilik dan keinginan arsiteknya.

Sumber : griya-asri.com



Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872

Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi
Terima kasih telah membaca artikel tentang Arsitektur, Sebuah Langkah Kreatif dan Inovatif di blog Bangun Renovasi Rumah Cheria jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Mas Sehat | Blog Tentang Kesehatan | Mas Sehat ~ Blog Tentang Kesehatan | www.mas-sehat.com

Artikel Terpopuler