PERGANTIAN tahun biasanya akan diiringi dengan munculnya gaya, mode, atau tren baru. Demikian juga dengan rumah. Datangnya tahun 2008 juga akan ditandai dengan munculnya gaya rumah yang baru, yaitu gaya minimalis. Secara perlahan, gaya minimalis ini akan menggantikan gaya mediterranean yang muncul sejak akhir tahun 1990-an.
Manajer pelayanan masyarakat Perumahan Bumi Serpong Damai, Tangerang, Dhony Rahajoe menuturkan, munculnya gaya minimalis berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup masyarakat.
"Idealnya setiap rumah dibangun sesuai dengan keinginan setiap penghuninya sehingga rumah itu akhirnya mencerminkan bagaimana pemiliknya. Namun hal itu sulit dilakukan para pengembang karena mereka membangun rumah secara massal. Sebagai jalan tengah dari masalah ini, pengembang lalu membangun rumah dengan memerhatikan tren yang berkembang di masyarakat di mana tren itu dianggap sebagai pola keinginan masyarakat secara umum," papar Dhony.
Saat ini, lanjut Dhony, tren yang muncul di masyarakat adalah yang serba mudah, praktis, sederhana, dan cepat. "Masyarakat sekarang senang dengan telepon genggam yang mungil namun dilengkapi kamera dan PDA. Televisi juga yang tipis dan tanpa tabung hingga dapat ditempel di dinding atau di balik pintu. Sedangkan komputer yang beratnya di bawah satu kilogram hingga dapat dibawa ke mana-mana," ujar Dhony.
"Pakaian juga yang bercorak sederhana namun nyaman dipakai dan berkualitas baik. Orang sekarang juga banyak mencari perabot rumah tangga yang praktis dan tanpa banyak motif," tambah Dhony.
Gaya rumah minimalis, tutur Dhony, hadir untuk menyesuaikan tren hidup masyarakat seperti tersebut di atas. "Sesuai dengan namanya, rumah bergaya minimalis ini bentuknya memang betul-betul minimalis," ucap Dhony.
Bentuk minimalis yang dimaksud Dhony tentunya tidak berarti rumah tersebut menghilangkan sejumlah fungsinya. Bentuk, ukuran, dan tata letak dari rumah bergaya minimalis, seperti untuk ruang tidur, ruang tamu, kamar mandi, atau dapur, secara umum relatif sama dengan rumah bergaya lain seperti modern, mediterranean, atau klasik.
Perbedaannya, rumah bergaya minimalis dengan gaya yang lain ini hanya terletak pada aksesorinya. "Dalam rumah bergaya minimalis, semua aksesori dibuat secara sederhana sesuai dengan fungsinya. Jendela ya jendela saja, tanpa ornamen. Demikian juga dengan pintu dan lainnya," tegas Dhony.
Dalam konteks ini, lanjut Dhony, maka gaya minimalis akan menghilangkan hiasan batu tempel seperti yang banyak dipasang dalam dinding rumah bergaya mediterranean. Dinding rumah bergaya minimalis akan polos dengan cat berwarna putih atau logam.
Pilar tinggi besar yang dipenuhi ornamen seperti dalam rumah bergaya klasik juga akan hilang dalam rumah bergaya minimalis. Kalaupun ada pilar, dalam gaya minimalis pilar tersebut hanya kecil dan tanpa ornamen.
Budiarsa Sastrawinata, Direktur Utama Ciputra Residence yang sekarang mengembangkan kompleks Perumahan Citra Raya di Cikupa, Tangerang, dengan lahan seluas 2.760 hektar menambahkan, rumah bergaya minimalis merupakan fenomena umum yang sudah dilakukan di banyak negara, seperti Eropa dan Amerika.
"Dalam konsep minimalis rumah memang akan tampak lebih sederhana. Meski demikian tidak berarti rumah bergaya minimalis lebih mudah dibuat. Justru sebaliknya, pengerjaan rumah bergaya itu harus lebih hati-hati, karena salah sedikit saja akan terlihat jelas. Sebab tidak ada ornamen yang menutupinya," ujar Budiarsa.
Sementara itu Direktur Umum Pengembangan Bisnis Ambassador Gading Serpong, pengembang Kompleks Perumahan Gading Serpong, Tangerang, Aryo Ananto mengatakan, tren minimalis yang sekarang hadir di Indonesia sebenarnya bukan minimalis murni. Namun sudah digabungkan dengan berbagai gaya lainnya, seperti modern, mediterranean, atau klasik. "Secara umum, gaya minimalis di Indonesia adalah minimalis tropis yang dicirikan dengan adanya teras. Minimalis yang murni tidak mengenal adanya teras," jelas Aryo.
MENURUT Aryo, rumah bergaya minimalis cocok untuk keluarga muda yang sedang merintis karier. "Jika dilihat dari segi usia, segmen pasar minimalis ini adalah mereka yang berusia di bawah 40 tahun. Mereka sudah mempunyai karier dan masa depan yang mantap, tetapi belum berada di puncak karier. Jika memiliki anak, anak mereka paling besar baru sekolah di sekolah dasar," ucap Aryo.
"Tiadanya ornamen yang rumit membuat rumah bergaya minimalis lebih mudah ditata dan dibersihkan. Ini cocok dengan kebutuhan orang-orang berusia di bawah 40 tahun yang masih sibuk berkarier hingga hanya punya sedikit waktu mengurus rumah," tambah Aryo.
Untuk keluarga yang secara usia dan ekonomi sudah mapan, lanjut Aryo, tetap akan mencari rumah bergaya klasik yang dicirikan dengan adanya ornamen yang rumit, pilar-pilar yang besar, dan biasanya memiliki lebar di atas 10 meter. Pasalnya rumah bergaya klasik ini dapat menunjukkan kesuksesan mereka.
Oleh karena pangsa pasar utama rumah bergaya minimalis adalah keluarga muda yang sedang memburu karier, harganya juga disesuaikan dengan kantong mereka. Di kompleks perumahan Gading Serpong, gaya minimalis ini dihadirkan dalam tiga tipe rumah di cluster Jerman, yaitu tipe Munich, Hamburg, dan Berlin. Rumah bertipe Munich dijual dengan harga sekitar Rp 280 juta untuk bangunan berukuran 75 meter persegi dan luas tanah 90 meter persegi. "Sekarang tipe itu sudah habis terjual, dan yang beli sekitar 80 persen di antaranya merupakan keluarga muda," kata Aryo.
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872
Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi
Terima kasih telah membaca artikel tentang Minimalis, Konsep Rumah Tahun 2008 di blog Bangun Renovasi Rumah Cheria jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.