Mendapatkan Kebahagiaan dari Furnitur
Gila...edan…beli satu furnitur sampai ratusan juta!" Begitulah komentar sepasang suami-istri yang mengunjungi suatu tempat pameran furnitur impor delapan tahun silam.
Namun, sekarang pasangan tersebut akan berkomentar lain dan bahkan akan meng-endorse Anda menjadi pencinta furnitur pula.
Seorang di antara mereka menyebutkan, "Beberapa teman kami ada yang memiliki koleksi lukisan bernilai miliaran rupiah, dan bahkan menjadi patron bagi pelukis-pelukis muda berbakat. Kami juga mendapatkan happiness yang sama dengan mengoleksi perangkat rumah seperti furnitur yang unik dan indah," kata mereka
Bagaimana pasangan suami-istri yang tadinya membutuhkan furnitur hanya sebagai barang fungsional, sekarang memburu furnitur sebagai barang seni?
Menjanjikan kebahagiaan
Tren "mengoleksi furnitur sebagai barang seni" dan bukan sekadar digunakan secara fungsional telah menjadi pola kehidupan masyarakat mampu di Indonesia, seperti halnya di negara maju. Harga bukan lagi menjadi faktor utama penentu keputusan.
Keputusan untuk membeli dari seorang pencinta furnitur dapat disederhanakan dalam dua kelompok value-driven yang berbeda:
1. Beauty atau keindahan sebuah furnitur sangatlah subyektif, tetapi menentukan nilai belinya. Keindahan sebuah furnitur dapat dilihat dari segi bentuk, ide, material, warna, atau komposisinya.
Konsep interior yang dipilih sang tuan rumah bersama dengan desainer interior dan arsiteknya, apakah itu modern, klasikal (classical), ataupun etnikal (ethnical) akan menjadi panduan utama dalam memilih furnitur. Namun, kenyataannya, pilihan furnitur di luar konsep interior—indah menurut sang tuan rumah—kerap tetap terjadi. Apalagi jika sebuah furnitur memberikan kesan sentimental baginya.
2. Prestise atau kebanggaan memiliki sebuah furnitur bak memiliki mobil mewah pada pencinta mobil.
Sudah menjadi kultur bagi masyarakat Indonesia untuk mengundang kerabat dan sahabat ke kediamannya, terutama jika arsitektur dan interior rumahnya sangat membanggakan tuan rumah. Lebaran, Natal, pesta pernikahan atau ulang tahun, pesta naik jabatan, bahkan ada kalanya pesta arisan, merupakan momen-momen sang tuan rumah memburu furnitur baru.
Dalam kurun waktu lima tahun ini arsitektur dan interior rumah mewah di Indonesia banyak didominasi oleh gaya klasikal. Moto "rumahku istanaku" sudah melekat di benak masyarakat Indonesia sehingga pilihan gaya klasikal sangat mudah digandrungi karena memberikan kesan aristrokratik.
Kelompok pencinta furnitur kedua ini akan sangat memerhatikan merek, desainer, negara asal, jumlahnya terbatas, dan bahkan tingginya harga (prestige pricing).
Memiliki satu furnitur, baik yang didasari oleh nilai keindahan maupun nilai kebanggaan, pada prinsipnya merupakan upaya menjanjikan kebahagiaan bagi pencinta furnitur. Kebahagiaan yang dimaksud hendaklah tidak disalahartikan dari sudut religi.
Meminjam teori pyramid of human needs dari Abraham Maslow, kebahagiaan yang dimaksud merupakan tingkat kebutuhan manusia yang lebih tinggi, yaitu belonging and social needs, esteem, dan self-actualization (kepemilikan dan kebutuhan sosial, penghargaan, serta aktualisasi diri)
Oleh: Ardi Joanda Pemerhati rumah Indonesia
Design Build And Renovate Your Home Indonesia Service
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872
Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi
Terima kasih telah membaca artikel tentang Pesona Rumah Mewah di blog Bangun Renovasi Rumah Cheria jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.