TAK ada satu pun buruh atau karyawan pabrik PT Apac Inti Corpora di Bawen, Jawa Tengah, berani menyeberang jalan pada waktu pulang dari lingkungan pabrik. Apabila hal itu dilakukan tanpa melalui jembatan penyeberangan, karyawan tersebut akan diberi peringatan keras secara tertulis atas pelanggarannya.
PEMBENTUKAN sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas memang tidak hanya terkait dengan masalah kedisiplinan terhadap waktu dan aturan main, melainkan juga masalah pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan.
Tanpa adanya kualitas SDM yang handal dan tingkat produktivitas yang tinggi, industri nasional akan selalu tertinggal dengan industri di negara pesaing, seperti China, Jepang, atau di negara ASEAN seperti Malaysia dan Thailand.
MANAJER Divisi Urusan Perusahaan (Corporate Affair Div Manager) PT APAC Inti Corpora (AIC)-industri yang bergerak di bidang produksi benang, tekstil, kain lembaran, denim, dan garmen-Agung Wahono mengatakan, memang ada aturan dan sanksi kalau menyeberang tanpa melalui jembatan penyeberangan. Si pelanggar, apakah itu buruh, karyawan, termasuk staf di segala jabatan diberi peringatan secara tertulis. Pada mulanya aturan itu sulit diterapkan karena banyak ditentang oleh karyawan. Namun, lambat laun sosialisasi dan penyadaran dapat dilakukan.
"Kita menjelaskan kepada karyawan bahwa kalau menyeberang jalan sembarangan, dapat mengganggu lalu lintas. Bayangkan saja buruh kita itu ada 13.000 lebih. Kalau mereka bubar dan menyeberang secara bersama, bagaimana kondisi lalu lintas saat itu. Berapa lama pengendara harus menunggu. belum lagi risiko celaka bagi karyawan maupun pengendara. Kesadaran itulah yang kita sampaikan ke mereka," kata Agung.
Selain persoalan menyeberang jalan, karyawan dan buruh pabrik juga "bekerja" dengan tanda. Artinya, lima belas menit sebelum dan sesudah jam kerja, ada sirene untuk melakukan apel. Apel dilakukan agar karyawan dan buruh dapat datang tepat waktu. Dalam apel itu biasanya juga diisi dengan instruksi atau penjelasan dari jajaran atasan pabrik.
Cara-cara seperti itu sepintas terkesan berbau militeristik. Namun, harus diakui masalah kedisiplinan memang sangat sulit dibentuk. Apalagi, kedisiplinan masyarakat di kota-kota besar. Padahal, masalah kedisiplinan waktu dan hal-hal lain sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pembentukan karakter sumber daya manusia yang berkualitas perlu dikondisikan melalui lingkungan industri sendiri.
Penekanan pada pembentukan kualitas SDM memang penting mengingat PT AIC bukan sekadar pabrik melainkan lingkungan industri. Hal itu berarti membangun industri juga harus diikuti dengan membangun kualitas SDM. Sebaliknya, membangun SDM yang berkualitas sangat penting untuk membangun industri sehingga lebih mampu dan semakin handal bersaing dengan negara pesaing. Upaya meningkatkan kualitas SDM memang tidak sekadar masalah kedisiplinan terhadap waktu dan aturan yang ada. Peningkatan kualitas SDM juga perlu diintegrasikan dengan perkembangan industri itu sendiri.
OLEH karena itu, pihak manajemen PT AIC juga membentuk lembaga pelatihan dan laboratorium industri. Dalam laboratorium industri itu disediakan seperangkat mesin industri untuk melakukan simulasi mesin industri yang ada di pabrik. Pada lembaga pelatihan itu, beberapa karyawan di jajaran tertentu dilatih agar semakin mahir dan memahami bidang yang menjadi pekerjaannya.
"Di laboratorium itu diajarkan dan dijelaskan hal-hal yang sepele sampai hal-hal yang berisiko tinggi," kata Manager Divisi Proyek Griya Pelatihan APAC Stephanus Sutopo. Menurut Sutopo, di laboratorium itu calon karyawan diajarkan cara menyambung benang yang putus. Proses itu memang tampak sepele. Namun, jangan lupa penyambungan benang yang tidak benar atau baik dapat membuat kualitas benang menjadi kurang baik.
Selain itu, juga dijelaskan teknologi mesin yang ada di pabrik itu agar dapat mengetahui cara kerja mesin. Jika tidak mengetahui teknologi atau cara kerja mesin, karyawan atau buruh pun tidak dapat memanfaatkan teknologi mesin secara maksimal. "Ada karyawan yang tidak tahu fungsi suatu alat pada mesin, akhirnya alat tersebut dicabut," kata Sutopo. Padahal, fungsi alat itu penting sebagai alat deteksi mesin.
Menurut Presiden Direktur PT Apac Inti Corpora Benny Soetrisno, pihaknya juga terus mengembangkan penelitian dan pengembangan (research and development) produk. Misalnya, meneliti jenis kain denim yang banyak digunakan untuk fashion.
"Harus ada konstruksi dan warna yang baru," kata Benny. Jika ditemukan produk baru dan mampu merebut pasar, harga pun menjadi lebih tinggi sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh pun menjadi besar. "Kalau hanya menjadi pengikut (follower), harga produk menjadi kecil," kata Benny. Dengan demikian, tingkat keuntungan yang diperoleh pun tidak besar. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan sangat penting untuk dapat bersaing di era persaingan global yang ketat. (FER/OTW)
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872
Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi
Terima kasih telah membaca artikel tentang Membangun Kualitas SDM Melalui Lingkungan Industri di blog Bangun Renovasi Rumah Cheria jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.