Padang News-Jakarta, Dewan Pengurus Pusat Real Estat Indonesia atau REI mengkaji kenaikan harga rumah dan rumah susun sederhana milik. Hal ini untuk mengantisipasi dampak yang terjadi jika harga bahan bakar minyak dinaikkan. Harga rumah untuk kalangan menengah ke bawah diperkirakan naik 10-15 persen.
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Real Estat Indonesia Teguh Satria di Jakarta, Selasa (13/5), mengemukakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak terhadap harga bahan bangunan, seperti pascakenaikan harga BBM pada tahun 2005.
Kenaikan harga BBM akan diikuti kenaikan harga hampir semua komoditas. Gejolak pasar tersebut akan membuat harga bahan bangunan ikut naik meski sebenarnya untuk bahan bangunan yang memiliki pengaruh langsung adalah harga bahan bakar minyak industri.
”Berdasarkan pengalaman tahun 2005, kenaikan harga bahan bangunan hampir tidak bisa diredam. Apabila harga BBM jadi dinaikkan, harga rumah juga ikut naik,” kata Teguh.
Kenaikan harga rumah ditaksir sebesar 10-15 persen untuk hunian kalangan menengah ke bawah dan 5 persen untuk rumah mewah. Kenaikan direncanakan mulai Agustus atau menunggu pulihnya gejolak psikologis pasar pascakenaikan harga BBM.
Namun, kata Teguh, harga rumah sederhana sehat (RSH) tidak akan naik karena sudah naik sejak bulan April.
Beberapa pengembang hunian menengah di Tangerang mulai mengumumkan kenaikan harga rumah per Juni 2008.
Rusunami diusulkan naik
Selain harga rumah, Teguh menyatakan, saat ini REI juga sedang mengkaji usulan kenaikan harga rumah susun sederhana milik atau rusunami.
Sejumlah pengembang rusunami resah karena tingginya komponen biaya pembangunan rusunami bersubsidi untuk masyarakat menengah ke bawah.
Harga rusunami saat ini maksimum Rp 144 juta per unit. DPP REI akan mengusulkan kenaikan harga rusunami maksimum, yaitu menjadi Rp 180 juta per unit.
Menanggapi hal itu, Deputi Bidang Perumahan Formal Kementerian Negara Perumahan Rakyat Zulfi Syarif Koto menyatakan, kenaikan harga rusunami bukan satu-satunya cara untuk menyikapi kenaikan harga bahan bangunan. Naiknya harga rusunami akan melemahkan daya beli konsumen, khususnya menengah ke bawah.
Ada sejumlah alternatif yang dapat ditempuh untuk mengerem kenaikan harga rusunami. Antara lain, penambahan insentif bagi pengembang dalam proses perizinan serta bantuan pembangunan infrastruktur, seperti jalan, parkir, dan taman.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, misalnya, memberikan keringanan biaya perizinan sebesar 50 persen untuk pembangunan rusunami sejak 2007.
Sumber : padangnewsekonomibisnis.blogspot.comarsitek rumah tinggal
Jasa Online Desain dan Pemborong Rumah 021-73888872
Desain Rumah Minimalis Design Interior Eksterior Jasa Renovasi Bangunan Arsitektur Moderen Gambar 3D Animasi